Secara normal karbohidrat dalam makanan
yang kita makan akan diubah menjadi glukosa yang selanjutnya akan
didistribusikan ke seluruh sel tubuh untuk dijadikan energi dengan
bantuan insulin. Namun pada orang yang menderita kencing manis atau
diabetes mellitus, glukosa sulit masuk ke dalam sel karena insulin dalam
tubuh kurang atau tidak ada. Sehingga mengakibatkan kandungan glukosa
dalam darah meningkat, dan pada gilirannya dapat menyebabkan akibat yang
merugikan. Orang yang menderita Diabetes Mellitus kadar gula dalam
darah menjadi sangat tinggi setelah makan dan anjlok bila sedang puasa.
Insulin adalah salah satu hormon yang
diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol
jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah
(memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang
diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula
dalam darah.
Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa
seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari
efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam
darah mencapai nilai 160 – 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita
kencing manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering
dilebung atau dikerubuti semut.
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :
1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10.Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10.Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
Kondisi kadar gula yang drastis menurun
akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki
tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan cepat waktu
ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak
yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1.
Lain halnya pada penderita diabetes
mellitus tipe 2, umumnya mereka tidak mengalami berbagai gejala diatas.
Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita kencing manis.
Tipe Penyakit Diabetes Mellitus
1. Diabetes mellitus tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja.
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja.
Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1
hanya dapat di obati dengan pemberian therapi insulin yang dilakukan
secara terus menerus berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet dan faktor
lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1.
Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan
memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula
darah. Terutama pada anak-anak atau balita yang mana mereka sangat mudah
mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang berbagai
penyakit.
2. Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.
Ada beberapa teori yang mengutarakan
sebab terjadinya resisten terhadap insulin, diantaranya faktor kegemukan
(obesitas). Pada penderita diabetes tipe 2, pengontrolan kadar gula
darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti diet, penurunan
berat badan, dan pemberian tablet diabetik. Apabila dengan pemberian
tablet belum maksimal respon penanganan level gula dalam darah, maka
obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan.
Kadar Gula Dalam Darah
Normalnya kadar gula dalam darah berkisar
antara 70 – 150 mg/dL {millimoles/liter (satuan unit United Kingdom)}
atau 4 – 8 mmol/l {milligrams/deciliter (satuan unit United State)},
Dimana 1 mmol/l = 18 mg/dl.
Namun demikian, kadar gula tentu saja
terjadi peningkatan setelah makan dan mengalami penurunan diwaktu pagi
hari bangun tidur. Seseorang dikatakan mengalami hyperglycemia apabila
kadar gula dalam darah jauh diatas nilai normal, sedangkan hypoglycemia
adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami penurunan nilai gula
dalam darah dibawah normal.
Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika
hasil pemeriksaan gula darah puasa mencapai level 126 mg/dl atau bahkan
lebih, dan pemeriksaan gula darah 2 jam setelah puasa (minimal 8 jam)
mencapai level 180 mg/dl. Sedangkan pemeriksaan gula darah yang
dilakukan secara random (sewaktu) dapat membantu diagnosa diabetes jika
nilai kadar gula darah mencapai level antara 140 mg/dL dan 200 mg/dL,
terlebih lagi bila dia atas 200 mg/dl.
Banyak
alat test gula darah yang diperdagangkan saat ini dan dapat dibeli
dibanyak tempat penjualan alat kesehatan atau apotik seperti Accu-Chek,
BCJ Group, Accurate, OneTouch UltraEasy machine. Bagi penderita yang
terdiagnosa Diabetes Mellitus, ada baiknya bagi mereka jika mampu untuk
membelinya.
Pengobatan dan Penanganan Penyakit Diabetes
Penderita diabetes tipe 1 umumnya
menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog
atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga
secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).
Pada
penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan
nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan,
yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini
tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan
diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila
tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.
Sumber : infopenyakit.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar